Rabu, 07 Maret 2012

Perjuangan Cinta


Perjuangan Cinta
Oleh: M. Zamroni

Oh,, Tuhannnnnnnn.... Berhari-hari ragaku seperti menciut, layaknya tidak sanggup lagi menampung jiwa yang menggembung, bergeliat karena rindu. Ya, entah sudah berapa kali pagi berganti berbilang dan bulan berkedip padaku, sekalipun, aku tidak menjumpainya. Rupanya, hatiku yang membatinnya di setiap permulaan hari dan permulaan tatapan bulan, tidak cukup menghadirkannya begitu saja di hadapanku. Lengkap dengan senyum menawan dan mata cemerlang dan wajah yang manis. Tidak ! Semesta seperti menelan sosoknya, matahari menculiknya ke bawah cakrawala atau mungkin embun yang memberangusnya di bawah lipatan dedaun pohon bunga bahkan dalam redupnya hatiku. Ahhhhhhhhh, gelisahku sungguh tak lagi terkata dan terlukis dari tetesan air mata sebagai tinta_nya. Debarku mengatakan bahwa diriku mengingininya. Sesakku menyiratkan bahwa diriku menyukainya ..
Aku memohon tanpa henti, hingga akhirnya matahari dan embun, yang ternyata memang berkolaborasi menyembunyikan dariku, berbaik hati mengembalikannya. Senyum menawan dan mata cemerlang itu kembali kujumpa, saat maulid bergemuruh di ujung rumahku. Lega, namun entah mengapa, hanya sedikit saja. Debar dan sesak tidak mau hilang. Rinduku masih saja sama, menguasa, besar tak karuan. Mengenaskan, bahkan pertemuan sudah hilang daya membunuh rasa itu, rasa yang kudefinisikan sebagai rindu ..
Harap yang paling mematikan adalah ketika mengetahui tidak ada celah lagi untuk memensiunkan asa dan menggantinya dengan nyata ..
Beribu orang mengataiku bodoh, saat tahu aku merawat sebibit asa berjuluk kebersamaan bersamanya. Aku hanya tertawa lirih, mereka yang bodoh, tidak paham betapa aku bersungguh menyiraminya dengan do'a, memupuknya dengan hati yang selalu penuh membatin namanya. Senyum menawan dan mata cemerlang itu, suatu hari nanti, akan aku miliki ..
Berbekal celah yang selalu kulihat di penghujung senja, aku selalu berprasangka bibit asaku akan menjelma menjadi buah-buah nyata yang merimbun di pelataran jiwa. Entah salah siapa, ketika celah itu kian lama kian menyempit dan bahkan nyaris hanya menyerupa titik. Bibit asaku melayu, mengeriput dan sekarat. Mati-matian aku merapal do'a dan hati yang selalu penuh membatin namanya. Sengsara, semua itu tidak cukup kuat meniupkan ruh pada asa. Dia pun mati, bersamaan dengan jiwaku yang perlahan terbunuh oleh harapku sendiri ..
Sebuah harap yang akan abadi, selamanya menjadi asa, tidak sedetik pun mewujud menjadi nyata ..
Cemburu yang paling merana adalah ketika terpaksa tertawa bahagia melihatnya merayakan kebersamaan dengan seseorang yang bukan diriku .. oh Tuhaaaaaannnnn
Ah, itulah dia, prempuan bersenyum menawan, bermata cemerlang. Di samping plaminan redup berdekorasi seadanya itu, ia berdua, bersama seorang laki2, dengan tangan saling berkaitan, menyusuri jalan paving yang ditata sederhana. Biasa saja, tapi di sisi lain, aku menyusut tangis dalam diam. Tak lama, di sela efek semburat jingga senja, mereka bertatap mesra, tanpa kata, namun telah cukup lah membuat aku terajam lara di kursi itu. Puncaknya, ada pagutan liar yang hinggap di bibir Si Wanita, bukan berbumbu nafsu, namun teracik disana, cinta yang luar biasa membara .. oh Tuhan....
Semua orang bersorak riang gembira, termasuk aku. Standing applouse ! Dadaku disergap gempita, ada yang hendak meledak disana. Cemburuku teringsut merana, bercampur amarah dan salah tingkah yang entah bagaimana menyelesaikannya ..
Rasa yang paling menyedihkan adalah ketika menyadari otak telah begitu riuh olehnya, sementara otaknya penuh dengan senyum laki2 lain ..
Perlahan-lahan, kubuka otakku. Sebuah tempat penyimpanan rahasia, terdiri dari jutaan labirin, yang kesemuanya sekarang telah berisi setiap detail tentangnya. Aduhhhhh ! Satu persatu kujelajahi, setiap hari, tanpa sedikit pun bosan yang meriap ke permukaan. Aku biarkan pikirku tersesat dalam kelok demi kelok, bilik demi bilik, misteri demi misteri. Ramai, setiap kali ada senyum menawannya sekedar ada. Gegap, setiap kali sebilah tatap dari mata cemerlangnya menghujam jiwa. Riuh ! Ya, otakku riuh ..
Namun apalah daya ..
Suatu ketika, aku sempat mendapati otaknya terbuka, ternyata disana pun penuh sesak. Sayangnya, bukan dipenuhi senyumku, seperti aku memenuhi otakku dengan senyumnya. Naasnya, bukan disesaki tatapku, seperti aku menyesaki otakku dengan tatapnya. Isi pikirku dan nya, tak sama. Aku memikirkannya, sementara dia memikirkan seorang arjuna lain di setiap lipatan nafasnya. Bertepuk sebelah tangan ? Bukan ! Aku yang terlalu berani menenggelamkan diri dalam fatamorgana bernama dia ..
Ah, Rasa, menangislah ! Menangisi nasibmu sendiri yang begitu menyedihkan, bahkan, diratapi oleh setiap musim penghujan, lewat gerimisnya yang menderas ..
Dan cinta yang paling lara adalah ketika menyadari telah jatuh cinta pada orang yang salah, namun tidak bisa sedikit pun berhenti dan menyerah ..
Dari sekian banyak pertanda, baiklah, aku mengaku, telah menjatuhkan cinta pada orang yang salah. Dia, prempuan bersenyum menawan, bermata cemerlang itu tak layak dititipi hati. Kedua tangannya telah penuh menggenggam hati yang lain, jika ku paksakan, dipastikan hatiku lah yang dilepaskan, hingga pecah tak karuan. Aku tahu itu ..
Namun pahamkah, berhenti mencintai dia, sama sulitnya dengan memaksa paru-paru berhenti menghirup udara ? Tapi mengertikah, menyerah mengaguminya, sama susahnya dengan menghentikan mentari terlibat dalam perputaran semesta ?
Cinta ini lara. Sakit ! Dan aku akan membiarkannya sakit, selamanya, tanpa pernah sedikit pun akan terpikir untuk berhenti dan menyerah, meski ini semua salah ..
Aku mencintaimu dengan seluruh cara yang aku sendiri pun tak punya definisinya. Menjatuhkan cinta padamu itu absurd yang mendebarkan ..
Aku merinduimu dengan rahasia yang bahkan aku tak tahu bagaimana memecahkannya. Memutuskan mencuri pandang padamu itu membuat ketagihan ..
Aku mengagumimu dengan aneh yang aku sendiri saja dibuat heran karenanya. Bagaimana tidak, jika membaca namamu pun sanggup membuatku menggigil ..
Aku mendambamu dengan misterius, sampai-sampai kadang aku tersesat dalam untai damba itu. Setiap pagi mengawal hari, hatiku hanya membatin kamu .. Kenapa kamu zam.....??? nantikan Novel saya ya....!

1 komentar: