SERSAN
SAMBAL TERONG
Selain dijuluki 'vokalis' oleh teman-temannya, Maswa juga diberi pangkat layaknya seorang tentara. Dia berpangkat sersan, serius tapi santai. Saking santainya, kadang kelihatan seperti pemalas.
Alkisah, sebagaimana santri yang lain, pada malam di bulan Ramadhan Maswa shalat tarawih. Akan tetapi, pada malam itu Maswa shalat sambil duduk. Kontan tingkah laku Maswa mendapat reaksi dari beberapa teman yang duduk disebelahnya.
"Maswe, kamu itu niat enggak sih..?"
"Masa sholat enggak niat, kamu itu gimana?"
"Maksudku jangan sambil duduk, kayak orang lumpuh aja!"
"Lo… inilah keistimewaan shalat sunnah. Bisa sambil duduk, meskipun tidak sakit. An-naflu ausa'u min al-fardhi; ibadah sunnah itu lebih lonngar daripada ibadah wajib. Apalagi duduk, enggak shalat pun enggak apa-apa kan..?" Heeeeee
SAMBAL TERONG
" Katanya kamu enggak mau lagi makan sambal, Dul..? Kata Maswa
" Siapa yang bilang..? Tanya Dul.
" Lo, kemaren.? Dasar, tobat sambal.!" Protes Maswa.
"Yang kemaren saya bilang tidak doyan itu kan sambal saja, tidak pakai terong; sambal terong.!" Kilah Dul.
"Sudah-sudah, kamu mau mengatakan kaidah al-isytighalu bi ghairi al-maqshudi i'radhun 'an al-maqshudi; berbuat yang tidak dimaksud berarti berpaling dari maksud kan..? Mau makan aja pakai dalil segala," kata Maswa memotong Dul.