Jumat, 10 Desember 2010

Pemberian Paling Terindah


Pemberian Paling  Terindah, Gitu Loh…!

Oleh: Zamroni, M

Pada zaman modern ini, segala sesuatunya dinilai dengan kemewahan tapi terkadang kemewahan itu membutakan manusia akan hal-hal yang baik. Oleh karena itu, Nurul Wustha mencoba menjembatani akan beberapa masalah di atas dengan memahami akan hakikat Pemberian Paling Terindah. Seperti apakah Pemberian Paling Terindah itu..?
Pada dasarnya banyak sekali pemberian Allah SWT yang diberikan kepada hambanya yang berupa kenyamanan hidup baik yang dhoruriyah (primer), hajiyah (sekunder), dan tahsiniyah (tersier), tapi tidak semua pemberian itu adalah yang terindah. Untuk mengawali pembahasan ini, kami mencoba menguraikan sabda Rasulullah saw yang berbunyi:
أربع من سعادة المرء : أن تكون زوجته موافقة ، وأولاده أبرارا ، وإخوانه صالحين ، وأن يكون رزقه في بلده
"Empat macam kebahagiaan manusia, yaitu istri yang sholihah, anak yang berbakti, teman-temannya adalah orang-orang yang baik, dan mata penchariannya berada dalam negaranya sendiri"
(HR Dailami).
Salah satu hal yang dicari oleh setiap manusia dalam kehidupannya adalah kebahagiaan, meskipun indikatornya berbeda. Dalam Tafsir al-Alusy, kebahagiaan diartikan sebagai suatu kehidupan yang dilandaskan oleh hati yang kuat dan tekad yang bagus demi mencapai cita-cita. Sangat bertolak belakang dengan anggapan sebagian orang yang menilai kebahagiaan itu ketika memiliki harta yang banyak. Ada pula yang menilai kebahagiaan dengan pangkat dan jabatan yang diraihnya. Tetapi, bagi seorang Muslim, kebahagiaan itu bukan diukur dengan harta atau pangkat yang dimilikinya semata tapi dari sebuah proses yang panjang dan didasarkan atas tekad yang bagus.
Kebahagiaan sejati bagi seorang Muslim adalah ketika hidup dalam lingkungan yang baik dan mudah, yaitu memiliki istri yang salih/salihah, anak-anak yang berbakti, teman-teman yang baik dan mata pencharian mudah. Itulah Pemberian Paling Terindah yang Allah SWT berikan kepada manusia untuk kebahagiaannya. Istri yang shalihah adalah seorang istri yang tidak hanya menjadi pendamping hidup, tapi juga seorang teman diskusi dan teman yang selalu mengajak kepada kebaikan.. ia mengingatkan ketika lalai, menjadi peneguh ketika gundah, menjadi penerang ketika kegelapan, menjadi penyejuk ketika marah, menjaga kehormatannya, dan selalu taat kepada Allah dan rasulNya. Allah SWT menggambarkan wanita shalihah dalam firmannya:
Artinya: "Wanita yang shalihah ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). (QS An-Nisa' [4]: 34).

Sungguh luar biasa gambaran yang diberikan Allah SWT tentang wanita yang sholihah. Wanita yang disamping sebagai ibu rumah tangga tapi dituntut juga untuk taat kepada Allah SWT dan mempunyai sifat Afif (Bisa menjaga diri). Bahkan, Rasulullah saw. menggambarkan istri shalihah sebagai perhiasan yang paling baik dan indah, mengalahkan indahnya dunia ini. Anak-anak yang berbakti adalah kekayaan yang tidak ternilai harganya. Mereka merupakan anak-anak yang shalih dan shalihah, yang indah dan menyejukkan hati (qurraata a'yun). Merekapun senantiasa berdo'a kepada kedua orangtuanya, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an yang artinya:
 "Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil". (QS Al-Isra' (17): 24).

Alangkah beruntungnya orang tua, jika mempunyai anak yang sholih/sholihah. Anak yang berbakti, sayang, dan selalu mendo’akan kedua orang tuanya. Sungguh sebuah kebahagiaan yang tiada akhir, kebahagiaan ketika memiliki anak-anak yang berbakti merupakan kebahagiaan dalam sebuah keluarga. Kebahagiaannya tidak hanya dirasakan di dunia, tetapi juga di akhirat. Rasulullah saw. mengajarkan bahwa do'a anak yang shalih/shalihah merupakan amalan yang tidak terputus walaupun orangtuanya sudah meninggal. Sebagaimana sabda Rasulullah saw yang berbunyi:
إذا مات ابن آدم انقطع عمله إلا من ثلاث: صدقة جارية، أو علم ينتفع به، أو ولد صالح يدعو له
Jika manusia meninggal, maka segala amalnya terputus kecuali tiga hal: Sodaqoh yang terus mengalir (jariyah), Ilmu yang bermanfa’at, dan anak sholih/sholihah yang mendo’akannya.”

Teman yang baik adalah menjadi sahabat sejati, baik dalam sedih ataupun bahagia. Mereka tidak hanya menolong dalam kesusahan, tetapi juga menjadi pengingat ketika kita salah, menjadi pendorong semangat dalam kebaikan dan ketakwaan. Sementara mata pencharian merupakan sarana kita mencari nafkah. Jika mata pencharian kita tidak jauh, kita tetap bisa berkumpul, menjaga, dan menyayangi keluarga.
Berkumpul dengan keluarga merupakan obat lelah setelah sibuk bekerja. Semoga Allah SWT. Memberikan kita empat macam kebahagiaan yang ada pada hadist Nabi saw dan semoga Allah SWT. Terus membimbing dan menjadikan kita hamba-hamba yang bersyukur atas semua anugerah yang diberikanNya. Amien…! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar