PANDANGAN FIQH TENTANG WANITA IDAMAN
Oleh: Muhammad Zamroni
Tuhanku, tenggelamkan aku dalam cintaMu hingga tak ada sesuatupun yang menggangguku dalam jumpaMu. Tuhanku, bintang-gemintang berkelap-kelip. Manusia terlena dalam buai tidur lelap, pintu-pintu istana pun telah rapat tertutup. Tuhanku, demikian malampun berlalu dan inilah siang datang, menjelang aku menjadi resah gelisah. Apakah persembahan malamku Kau terima…? Aku ingin menikmati surga duniaMu Tuhan, sebelum engkau memanggil aku untuk berada di sisiMu…! Sambil meneteskan air mata pemuda itu merenungkan nasib dirinya yang belum menemukan wanita idaman
Wanita adalah ciptaan Tuhan yang paling indah. Wanita sesungguhnya merupakan ciptaan Allah swt yang sangat halus dan peka dengan sesuatu yang ada disekitarnya. Dalam segala masalah selalu mendahulukan perasaan, senang di puji dan selalu membutuhkan orang lain sebagai tempat berkeluh kesah. Tapi kadang kala, tidak semua wanita bisa menjadi wanita idaman. Karena pada masa ini, wanita idaman lebih dikenal dengan wanita-wanita cantik.
Dalam doktrin islam sebenarnya seorang wanita bisa dikatakan sebagai wanita idaman jika memenuhi 4 syarat mutlak, yaitu; pertama, Baik agamanya. Karena ada anjuran dari Nabi tentang hal itu, sebagaimana sabdanya yang berbunyi:
فاظفر بذات الدين
Artinya: "Pilihlah kamu sekalian kepada perempuan yang baik agamanya"
Pada dasarnya hadist di atas menjelaskan tentang kebaikan agama yang dapat menciptakan sifat mulia kepada wanita, sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Muti'ah sosok yang perbuatannya selalu menggambarkan budi pekerti yang mulia dalam menjalankan segala aktivitasnya, tentunya hal itu didukung dengan doktrin Islam yang kuat. Di samping itu juga, Nabi pernah berkata bahwa muti'ah adalah sosok wanita yang pertama masuk surga dari golongannya. Lalu apakah kita hanya diam saja, tidakkah kita mau mengikuti jejak beliau dalam beragama. Mungkin saat-saat sekarang ini wanita terlalu di giurkan atau terobsesi dengan budaya barat dalam khidupan sehari-harinya, penuh dengan pesona kebebasan yang tiada ujung tanduknya. Kedua, Keturunannya. Karena ada sebuah hadits yang menganjurkan untuk berhati-hati dalam satu hal ini, sebagaimana sabda Nabi saw yang berbunyi:
تخيروا لنطفكم ولا تضعوها في غير الاكفاء
Artinya: "Pilihlah kamu sekalian untuk anak-anakmu (spermamu) dan jangan kamu sekalian meletakkannya pada tempat yang tidak cocok".
Hadis Nabi ini sebenarnya menganjurkan kepada semua laki-laki atau prempuan untuk berhati-hati dalam memilih pasangan hidup. Karena pada dasarnya, sedikit saja keliru memilih pasangan hidup maka akan menyesal untuk selama-lamanya,sebagaimana orang bijak menga takan "Menyesal kemudian tiada berarti". Apalah arti sebuah penyesalan jika hal itu sudah terjadi, mungkin kasus ini sering terjadi pada zaman ini, orang sering tertipu dengan kecantikan luar, tanpa memandang anak siapa dan silsilah keluarganya seperti apa. Oleh karena itu, sudah waktunya kita untuk berbenah mulai dari awal.
Ketiga, Kecantikannya. Kecantikan wanita bukan terletak pada pakaian yang dikenakan, bukan pada bentuk tubuh, atau cara dia menyisir rambutnya. Kecantikan wanita terdapat pada mata, cara dia memandang dunia. Karena di matanya terletak gerbang yang mengarah ke setiap hati manusia, di mana cinta dapat berkembang dan bersemi. Kecantikan wanita bukan pada kehalusan wajah. Tetapi pada kecantikan yang murni, terpancar pada jiwanya, yang dengan penuh kasih memberikan perhatian dan cinta. Dan kecantikan itu akan tumbuh sepanjang waktu. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad saw, yang berbunyi:
النساء من تسر اذا نظرت
Artinya: "Wanita yang cantik adalah wanita yang jika dilihat, kamu merasa senang".
Jadi pada dasarnya kecantikan itu bersifat relatif, tergantung orang yang memandang. Tetapi menurut pandangan penulis, kecantikan itu ada dua macam; Pertama, Cantik dzhohir (luarnya) dan yang Kedua, Cantik bathin (prilaku yang timbul dalam hati dan diwujudkan dalam bentuk prilaku baik atau akhlaku al-karimah). Adapun kecantikan bathin ini dapat kita ketahui dengan mengerti sifat-sifatnya dan meminta penjelasan terhadap orang yang akrab dengan si perempuan, seperti tetangga atau dengan meminta penjelasan orang yang sangat pantas di percaya penjelasannya, seperti ibu atau saudari si perempuan tersebut.
Keempat, Keperawanan. Karena pada zaman ini sangat sulit sekali kita temukan wanita yang bisa mempertahankan harta yang sangat berharga itu, keperawanan ibarat intan atau permata yang sangat berharga dan tinggi nilainya, jika wanita kehilangan keperawanan maka kehidupannya menjadi tiada berarti. Bukti kongkrit dari kejadian itu adalah hasil penelitian yang dilakukan oleh seorang wartawan yang menyatakan " Mahasiswi di Yogyakarta 99 % tidak ada yang perawan". Apakah kita tidak menyadari akan hal itu meneimpa kepada saudara perempuan kita atau anak perempuan kita, jika memang kita tidak menanamkan nilai-nilai agama yang kuat mulai sekarang.
Wanita Idaman dalam konsep fiqh sebenarnya harus memenuhi 4 syarat mutlak di atas. Karena dengan terpenuhinya 4 syarat di atas, maka terciptalah sosok kepribadian yang mulia dalam jiwa wanita tersebut. Jika sosok mulia itu sudah ada dalam jiwa seorang wanita, maka lahirlah rabi'ah, siti Fatimah dan lain-lain pada masa ini. selama ini kita terlalu terobsesi dengan kecantikan yang pada hakikatnya suatu saat akan hilang. Mungkin inilah yang dialami oleh suaminya Raihana dalam novel "Cleopatra" yang begitu mendambakan dapat bersanding dengan wanita mesir dan sampai-sampai rela mengabaikan cinta sejatinya (Raihana) atau bisa dikatakan menyesal menikah dengan Raihana; wanita pilihan ibu tercintanya. Sebenarnya 4 syarat mutlak ini tercakup pada wanita sholehah (sebaik-baik wanita), sampai-sampai dalam sebuah sya'ir dikatakan; "Dunia ini adalah perhiasan dan perhiasan yang paling baik adalah perempuah Sholehah" . Pada dasarnya wanita sholehah itu sebenarnya sudah dijelaskan dalam firman Allah swt surat an-Nisa' ayat 34 yang artinya:
"Maka wanita yang sholehah, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka) ".
Pada surat An-Nisa' ayat 34 di atas, menjelaskan tentang wanita sholehah adalah perempuan yang taat kepada Allah dan bisa memelihara diri (afif) dari tidak berlaku curang serta memelihara rahasia dan harta suaminya.
Makanya dalam konsef fiqh sering disebutkan bahwa wanita yang bisa menjaga diri dari hal-hal yang dilarang dalam islam adalah wanita yang sangat baik akhlaknya atau wanita idaman. Jadi, di dalam Islam sebenarnya ada konsep yang menjelaskan tentang wanita idaman yang sesungguhnya. Fal Yata'ammal..!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar