Shalawat Atas Nabi saw
Oleh: M. Zamroni
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (QS. 33:56)
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (QS. 33:56)
Maksud dari ayat di atas, sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya yaitu, "Sesungguhnya Allah Subhannahu wa Ta'ala menggambarkan kepada segenap hambaNya tentang kedudukan seorang hamba-Nya, nabi dan kekasihNya di sisiNya di alam arwah, bahwa sesung-guhnya Dia memujinya di hadapan para malaikat dan para malaikat bershalawat untuknya. Kemudian Allah memerintahkan kepada penghuni alam dunia agar bershalawat untuknya, sehingga berkumpullah pujian baginya dari segenap penghuni alam semesta."
Dalam ayat di atas, Allah memerintahkan kita agar mendo'akan dan bershalawat untuk Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Salam. Bukan sebaliknya, memohon kepada beliau, sebagai sesembahan selain Allah, atau mem-bacakan Al-Fatihah untuk beliau, sebagaimana yang dilakukan oleh sebagian manusia.
Bacaan shalawat untuk Rasulullah saw yang paling utama adalah apa yang beliau ajarkan kepada para sahabat, ketika beliau bersabda, "Katakanlah, Ya Allah limpahkanlah rahmat untuk Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah melimpahkan rahmat untuk Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. Ya Allah, limpahkanlah berkah untuk Muhammad dan keluarga Muhammad sebagai-mana Engkau telah melimpahkan berkah untuk Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia." (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Shalawat di atas, juga shalawat-shalawat lain yang ada di dalam kitab-kitab hadits dan fiqih yang terpercaya, tidak ada yang menyebutkan kata "sayyidina" (penghulu kita), yang hal itu ditambahkan oleh kebanyakan manusia. Memang benar, bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Salam adalah penghulu kita, "sayyiduna", tetapi berpegang teguh dengan sabda dan tuntunan Rasul adalah wajib. Sedangkan ibadah itu dilakukan berdasarkan keterangan nash syara', tidak berdasarkan akal.
Rasulullah saw bersabda, "Jika kalian mendengar muadzin maka ucapkanlah seperti apa yang ia ucapkan, kemudian bershalawatlah untukku. Karena sesungguhnya barangsiapa yang bershalawat untukku satu kali, Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali. Kemudian mohonkanlah kepada Allah wasilah untukku. Sesungguhnya baginya suatu tempat di Surga. Ia tidak pantas kecuali untuk seorang hamba dari hamba-hamba Allah. Aku berharap bahwa hamba itu adalah aku. Barangsiapa memintakan wasilah untukku, maka ia berhak menerima syafa'atku." (HR. Muslim).
Membaca shalawat atas Nabi ketika berdo'a, sangat dianjukan. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah : "Setiap do'a akan terhalang, sehingga disertai bacaan shalawat untuk Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Salam ." (HR. AI-Baihaqi, hadits hasan).
Bershalawat untuk Nabi saw sangat dianjurkan, terutama pada hari Jum'at. Hal ini termasuk amalan yang paling utama untuk mendekatkan diri kepada Allah. Bertawassul dengan shalawat ketika berdo'a adalah dianjurkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar